Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Fokus Kehidupan

Gambar
Lukas 9:57-62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah ." (Lukas 9:62) Sewaktu masih anak-anak, saya suka mengikuti orang yang membajak ladang. Mata bajak yang ditarik oleh kedua sapi itu menembus permukaan tanah dan membongkarnya sehingga lapisan yang ada di dalamnya terbalik ke permukaan.  Jika beruntung, maka saya bisa mendapatkan sisa-sisa kacang tanah yang tidak ikut tercabut pada panenan sebelumnya. Jika diperhatikan, meski ada banyak anak-anak yang mengikuti di belakangnya, tapi mata pembajak itu terarah ke depan. Mengapa begitu? Karena dia harus mengarahkan jalan alat bajaknya, sehingga didapatkan hasil bajak yang memuaskan. Yesus memakai perumpamaan ini untuk menekankan pentingnya fokus dalam kehidupan. Apakah itu artinya kita harus melupakan masa lalu? Tidak juga. Pembajak kadangkala juga melihat ke belakang untuk memeriksa hasil bajakannya. Namun Yesus tidak menghendaki murid-mu

Tenggat

Gambar
Lukas 10: 38-42 " Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya ." (Lukas 10:41-42) Sebagai penulis dan jurnalis saya sudah akrab dengan istilah "tenggat waktu" atau  deadline . Tenggat waktu adalah waktu yang ditetapkan sebagai batas akhir penyelesaian pekerjaan.  Detik-detik menjelang tenggat waktu merupakan saat-saat yang sangat menegangkan. Apalagi jika pekerjaan masih menumpuk. Martha punya tenggat waktu.  Dia harus segera menyiapkan makan malam untuk Yesus dan para muridnya. Waktunya sudah menipis. Dia meminta Maria untuk membantunya. Tapi Yesus justru menegur Marta. Yesus tidak menyalahkan Marta karena menyiapkan hidangan. Yesus menegur Marta karena tidak membuat  prioritas  yang tepat. Yesus menghendaki supaya Marta lebih dulu mendengarkan pengajaran-Nya, seperti yang dilakukan oleh Maria. Apakah Anda pernah meras

Di Tengah-tengah Orang Banyak

Gambar
Lukas 19:1-10 Ketika  Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu ." (Lukas 19:5) Zakheus ingin melihat Yesus, tetapi dia mendapat dua hambatan, yaitu kerumunan orang dan keadaan tubuhnya. Ketika mendekati kerumunan orang, pria yang bertubuh pendek ini memutuskan untuk naik ke atas pohon ara. Dia tidak merasa malu apabila tindakannya itu akan dianggap konyol oleh banyak orang. Dengan bertengger di cabang pohon itu, Zakheus berharap dapat melihat Yesus dari kejauhan. Namun yang terjadi justru Yesus yang melihat Zakheus.  Meskipun ada banyak orang-orang yang berdesak-desakan di sekitarnya, tetapi Yesus justru memberi perhatian khusus pada Zakheus. Dia memanggil nama Zakheus. Yesus mengenal Zakheus secara utuh dan menyeluruh. Tidak hanya yang tampak dari luar saja, tetapi juga apa yang ada di dalamnya. “ Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan ma

Orang Biasa

Perikop: Matius 8:14-17 “Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.” (Matius 8:15) "Ah, saya ini hanya orang biasa saja, kok," kata teman ketika mendapat pujian. Ya, sebagian besar di antara kita adalah orang biasa. Dalam Alkitab kita mendapati orang-orang biasa. Petrus adalah orang biasa juga. Layaknya orang biasa, dia juga punya rumah, isteri dan ibu mertua. Namun mereka berubah menjadi orang yang luar biasa ketika bertemu Yesus. Ketika Yesus berkunjung ke rumah Petrus, Yesus melihat ibu mertua Petrus yang terbaring karena sakit demam. Yesus memegang tangan ibu itu, lalu sembuhlah sakit demamnya. Ibu ini lalu bangun dari tempat tidurnya dan melayani Yesus. Dalam kitab Markus dan Lukas diceritakan bahwa, ibu ini tidak hanya melayani Yesus saja, tetapi juga orang-orang lainnya. Sebagai ungkapan syukurnya, ibu mertua Petrus melayani Yesus dan orang lain. Petrus dan isterinya juga terpanggil untuk melayani. D

Menantikan dengan Tekun

Perikop: Yosua 14:6-15   “Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati” (Yosua 14:9) Dalam perikop ini kita membaca sebuah biografi singkat Kaleb. Pria ini termasuk satu di antara dua belas orang yang diutus Musa untuk memata-matai Tanah Perjanjian (Bilangan 13). Di dalam Yosus 14, kita dapat membaca lagi peristiwa itu, tetapi dari sudut pandang Kaleb. Sepuluh orang merasa pesimis bisa merebut tanah itu. Tapi Kaleb, berpendapat lain:“Orang-orang yang pergi dengan saya, membuat umat Israel menjadi takut. Tetapi saya tetap setia mentaati TUHAN Allah saya” (ay.8 BIS). Kaleb juga melihat musuh, sama seperti yang dilihat sepuluh kawannya itu, tapi dia dapat melihat sesuatu yang tidak mereka lihat. Dia melihat kuasa Allah yang lebih dahsyat dan meyakini bahwa Dia pasti menepati janji-Nya. Kaleb punya iman yang kuat. Matanya melihat bahwa tanah it

Siapa yang Kuutus?

Perikop Yesaya 6:1-13 Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini" (Yesaya 6:9a) Kisah panggilan Yesaya adalah sebuah cerita yang menakjubkan. Hanya dari sedikit ayat ini saja, kita bisa membayangkan keagungan Allah di Sorga. Dalam peristiwa itu, Yesaya terpesona oleh apa yang dilihatnya tapi sejurus kemudian dia menjadi ketakutan. Dia merasa dirinya najis, kotor dan tidak layak di hadapan Allah yang Mahasuci. Yesaya meratapi keadaanya, hingga satu malaikat mendatanginya sambil membawa bara api yang menyala-nyala. Bara itu disentuhkan ke bibir Yesaya, maka kesalahan dan dosa-dosanya telah dibersihkan. Setelah itu, Tuhan bertanya: "Siapa akan Kuutus? Siapa akan menjadi pembawa berita kita?"(BIS). Yesaya menjawab: "Ini aku, utuslah aku!" Tugas apa yang diberikan Allah kepada Yesaya? "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini." Sampai kapan berita itu harus disampaikan? "Sampai kota-kota menjadi reruntuhan ta

Kekerasan Anak

“Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:18-25) Ismi didapati tetangganya sedang dikurung di kamar mandi oleh orangtua asuhnya.   Tidak itu saja. Selain kekerasan secara fisik, Ismi juga mendapat kekerasan secara mental. Inilah salah satu potret kekerasan yang terjadi pada anak. Ada bermacam-macam kekerasan terhadap anak. Selain kekerasan fisik, ada juga kekerasan mental, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi, kekerasan secara hukum dll. Mengapa terjadi kekerasan terhadap anak? Karena orangtua menganggap anak sebagai milik mereka.   Sebagai pemilik, maka mareka bebas melakukan apa saja terhadap "benda-benda miliknya" itu. Maka anak sering menjadi objek kekerasan dari orangtua. Pandangan seperti ini dikritik secara halus oleh Kahlil Gibran. Di dalam   The Prophet   (1923) ‘On Children’, dia menulis puisi yang terjemahan bebasnya sebagai berikut: Anak-anakmu, bukanlah milikmu, mereka adalah anak-anak kehidupan. Mereka

Taat Hukum

Roma 13:1-7 Nas: “ Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. ” (Roma 13:4) Pak Joko, jika naik sepeda motor, enggan helm standard . Dia lebih senang memakai helm cidhuk (yang hanya ditempelkan di atas kepala, seperti topi). Suatu malam, dia bertamu ke rumah temannya. Ketika hendak pamitan pulang, tuan rumah menyodorkan helm standard miliknya. "Kamu tidak boleh mati terlalu cepat karena kecelakaan. Nih , pakai ini,"kata temannya dengan bercanda. Sore berikutnya, dia melayani di sebuah pos jemaat yang jaraknya sekitar 5 km. Lain dari biasanyam pak Joko memutuskan untuk memakai helm standard itu. Usai melewati palang kereta api, pak Joko ingin menyalib truk. Ketika sejajar dengan truk itu, tiba-tiba sepeda motornya terpelanting. Dia terlempar dari kendaraan, tu

Bukan Mission Impossible

  Lukas 1:26-38 “ Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil .” (Lukas 1:37) Sebut saja namanya Yeni. Suatu ketika dia mengalami kecelakaan lalu lintas dan dilarikan ke R.S. untuk mendapat pertolongan darurat.   Setelah masa kritis berlalu, dokter yang menanganinya baru mengetahui bahwa Yeni sedang mengandung.   Padahal obat-obatan yang terlanjur diberikan, sebenarnya berpotensi merusakan janin.   Karena itu, dokter menyarankan supaya pasien menggugurkan kandungannya. Alasannya, janin yang dikandungnya sudah tercemar obat-obatan. Sekalipun nanti lahir dalam keadaan hidup, namun bayi itu akan mengalami cacat. Namun Yeni menolak saran ini. Dia bertekad untuk tetap meneruskan kehamilannya.Bulan demi bulan berlalu, hingga tiba waktunya untuk melahirkan. Puji Tuhan! Bayi itu lahir normal. Bayi perempuan itu diberi nama Margareta. Tahun demi tahun, Margareta bertumbuh tanpa mengalami gangguan kesehatan yang berarti. Malahan, Margareta menunjukkan prestasi yang cemerlang.   Selain

Seulas Senyum Tulus

“Dengan jawaban yang ramah, kemarahan menjadi reda; jawaban yang pedas membangkitkan amarah.” (Amsal 15:1 BIS) Saya dan isteri pergi ke luar kota .   Dalam perjalanan itu, kami mampir di sebuah rumah makan untuk makan siang.   Namun menit demi menit menunggu, makanan yang kami pesan tak kunjung datang. Kami mulai gelisah. Perut saya mulai berontak. Keringat dingin mulai terasa. Ini gejala-gejala maag saya akan kumat. Setelah bosan menunggu, akhirnya masakan itu datang juga. Meskipun dengan perasaan kesal saya menyantap juga makanan itu.   Namun dalam hati, saya sudah merasa kapok dan memutuskan untuk tidak akan mengunjungi warung ini lagi. Usai membayar di kasir, kami berjalan melewati bangunan joglo. Di situ terlihat beberapa kru stasiun TV yang sedang menyiapkan peralatan untuk shooting . Rupanya, pemilik rumah makan ini adalah seorang penyanyi yang lumayan kondang. Saya melihat dia sudah berdandan rapi dan sedang terlihat berbincang serius dengan kru TV. Ketika melihat kam

Mas Mono, Kedua Lengannya Diamputasi

Kolose 3:5-17 Nas: “ Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran .”-- (Kolose 3:12) Mas Mono, seperti pemuda lain di desanya, ingin mengejar mimpi hidup sukses ke kota . Dia mendapat pekerjaan sebagai tukang las. Namun naas,teman kerjanya menyenggol batang besi yang menyebabkan kabel listrik bervoltase sangat tinggi itu menggeliat dan menyeterum tubuh mas Mono. Akibatnya, selain luka-luka bakar tingkat tinggi, mas Mono harus merelakan kedua lengannya diamputasi, di batas pergelangan tangannya. Mimpi sukses itu pupus sudah. Dengan hati hancur, mas Mono pulang ke desanya. Sedih, bingung, putus asa, marah, ingin berontak. Perasaan-perasaan itu berkecamuk dalam diri mas Mono.  Selama setahun mas Mono dirundung duka. Setiap kali mendapat perkunjungan dari anggota gereja, mas Mono lebih suka mengurung diri di dalam kamar. Namun malam harinya, mas Mono keluar ruma

Emangnya Enak jadi Kristen?

Ayub 2:1-13 Nas: " Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ."--(Ayub 2:10) Ada seorang wanita Kristen yang hidupnya saleh.  Hampir seluruh hidupnya diserahkan untuk melayani Tuhan. Tidak hanya tenaga dan pikirannya, dia juga tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk pekerjaan Tuhan. Akan tetapi selama delapan tahun terakhir, dia harus mengalami gangguan kesehatan.  Setiap hari dia harus mengkonsumsi berbagai macam jenis obat. Karena harus bekerja keras menyaring sisa-sisa obat yang tidak diserap tubuh, kedua ginjal wanita ini akhirnya menjadi rusak. Kedua ginjalnya hanya berfungsi sebesar 50 persen saja. Melihat keadaannya, dalam hati saya memprotes, "Ini sungguh tidak adil!" Dia sangat mengasihi Allah, tapi mengapa harus mengalami pergumulan yang berat?  Saya lalu ingat teman saya. Meskipun sudah puluhan tahun berdoa, tapi Tuhan belum mengaruniakan anak kepadanya. Dia sudah menjalani terapi, tetapi belum hamil jug

Nada yang Indah

Filipi 2:1-12 Nas: “ Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan .”--(Filipi 2:2) Sebuah, acara infotainment di televisi menayangkan seorang suami selebritis yang memberi kejutan kepada isterinya, yang juga selebritis. Dia menutup mata isterinya, kemudian mengajaknya ke sebuah rumah yang diam-diam dibelinya.  Dalam program itu, isterinya tampak terharu. Menyaksikan acara itu, saya bertanya kepada isteri saya.  "Menurutmu, kejutan seperti itu baik atau tidak?" tanya saya. "Baik saja," jawab isteri saya,"itu bisa menjadi satu cara untuk memelihara kemesraan dalam rumahtangga." Tapi saya tidak sepakat.  Memberikan kejutan memang baik, tapi dalam hal-hal tertentu, hal itu tidak tepat dilakukan. Khususnya untuk memutuskan sesuatu yang besar.  Menurut saya, membeli rumah adalah sebuah keputusan yang besar. Karena itu perlu dibicarakan antara suami dan isteri. Isteri saya men

Telinga Seorang Sahabat

Amsal 20:12   " Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN. " -- Amsal 20:12   Waktu itu saya masih kecil. Suatu malam, Ibu saya sakit dan harus segera dibawa oleh Bapak dan beberapa tetangga ke rumah sakit. Saya dan adik-adik saya ditinggal di rumah. Ada seorang tetangga yang menemani kami. Orangnya sangat sederhana dan tidak banyak bicara. Malam itu, dia tidur di kursi tamu.   Kehadiran Bapak tua ini sangar berarti bagi kami. Kami merasa aman dan tidak sendirian. Kehadiran teman pada saat-saat yang berat, nilainya sangat besar. Dalam masa-masa pergumulan-Nya yang berat di taman Getsemane, Yesus membutuhkan kehadiran teman. Tapi yang didapati-Nya adalah para murid yang tertidur.   Dengan prihatin Yesus berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?" (Mat.26:40). Yesus tidak membutuhkan apa-apa selain seorang teman yang ikut berbela rasa (empati) dengan-Nya. Pada jaman yang serba sibuk ini,

Keajaiban Waktu

Setiap kali seorang petani menaburkan benih di tanah, dia pasti sudah bisa membayangkan hasilnya seperti apa. Seiring perjalanan waktu, benih itu bertumbuh dan berbuah. Dari sebutir benih, dia mendapatkan hasil yang berlipat-lipat. Untuk itu,   dia harus sabar dan tekun merawat tanamannya. Maka selanjutnya sang waktu yang akan melipatgandakan hasilnya. Ada keajaiban tersembunyi di dalam waktu. Taburkanlah ragi ke dalam singkong rebus. Biarkanlah sang waktu bekerja, maka Anda akan mendapatkan tape singkong yang empuk dan manis. Jika Anda menyimpan uang di bank, sering perjalanan waktu, Anda akan mendapatkan kembali uang Anda lebih banyak. Apa yang kita lakukan pada hari ini selalu disimpan oleh sang waktu. Suatu saat nanti dia akan mengembalikannya kepada kita, plus dengan tambahannya. Entah itu hal baik atau hal jahat. Jika kita rajin menumpuk kolesterol, maka suatu saat nanti kita akan mendapatkan berbagai penyakit. Seperti yang dikatakan dalam Hosea, “Umat-Ku menabur angin maka m

Mengenal Tuhan

Perikop: 1 Samuel 3:1-10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." (1 Sam.3:10) Sejak bayi, setelah disapih, Samuel sudah dipersembahkan bagi pekerjaan Tuhan. Bahkan sebelum pembuahan, Hana--Ibu Samuel--telah bernazar untuk menyerahkan calon anaknya itu kepada Tuhan. Samuel bertumbuh di dalam lingkungan bait Allah dan telah melayani imam Eli sejak kecil. Meski demikian, Alkitab mengatakan, “Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya” (1 Sam. 3:7). Dapat dikatakan, Samuel telah melakukan banyak pekerjaan bagi Tuhan, tetapi dia belum mengenal Tuhan secara pribadi. Banyak di antara kita yang seperti Samuel. Kita dilahirkan di dalam keluarga Kristen. Setiap hari Minggu tidak pernah absen beribadah ke gereja. Sejak kecil kita terlibat aktif di dalam pelayanan Kristen. Namun sayangnya, di tengah kesibukan itu

KEKUATAN KATA-KATA

Alkitab telah menegaskan bahwa kata-kata yang diucapkan oleh lidah kita memiliki kekuatan yang dahsyat. Entah itu kekuatan yang menghancurkan, atau kekuatan yang membangun. Penulis Amsal mengatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” ( 18:21 ).   Hal yang serupa disampaikan oleh Yakobus, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi” (3:9-10). Mengingat keampuhan kekuatan kata-kata, alangkah baiknya jika kita memanfaatkan kata-kata untuk tujuan yang baik. Misalnya kita berkata-kata untuk menghibur, menguatkan, memuji, menegur, menasehati dll.   Seperti halnya ketrampilan lain, kita dapat memilikinya dengan membiasakan diri melakukannya dan dengan pertolongan Tuhan. Ajang berlatih yang paling tepat adalah di dalam keluarga. Apa saja yang dapat dilakukan oleh perka

Lembah Kekelaman

Bacaan             : Mazmur 23:1-6 Nats      : “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” --Mazmur 23:4 Khun Paot, seorang gadis berumur 19 tahun, melarikan diri dari kejaran tentara Khmer Merah yang berkuasa di Kamboja.   Setelah berjalan sekitar 100 km, mereka hampir tiba di perbatasan dengan Thailand . Namun untuk sampai ke sana , mereka harus melintasi hutan lebat yang terhampar di sebuah lembah, di antara dua gunung yang sangat tinggi. Selain sangat lebat, hutan ini juga diselimuti oleh onak-duri.   Padahal kebanyakan para pengungsi itu telanjang kaki dan berbaju tipis. Namun mereka tak punya pilihan lain, karena tentara Khmer mengejar di belakang mereka. Begitu masuk ke dalam hutan, mereka hampir tidak dapat melihat apa-apa karena hutan itu sangat lebat. “Kami bahkan tidak bisa melihat kemana kaki melangkah,” tutur Khun Paot kepada seorang misionaris bernama Maxine Stewart.

Mujizat itu Nyata

Bacaan             : Matius 28:16-20 Nats      : “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." --Matius 28:20 Saya berbincang-bincang dengan seorang dokter tentang alergi. Mula-mula saya cerita tentang alergi saya. Dokter itu ternyata juga punya alergi. Bahkan dua kali lipat lebih parah dari saya. Suatu kali alergi itu timbul dalam bentuk batuk-batuk yang sangat buruk.   Karena dirinya dokter, maka dia dapat mengobati diri sendiri. Akan tetapi meski sudah berbagai jenis obat batuk diminumnya, batuknya tak kunjung reda.   Dadanya terasa sesak dan sangat sakit. Tulang-tulang rusuknya seperti menyatu. Bahkan untuk mengurangi rasa sakitnya, dia harus memakai narkotika. Semua pengetahuannya di bidang medis sudah dicoba, tapi hasilnya nihil. Hingga suatu kali dokter ini sampai ada sebuah titik kepasrahan. “Tuhan, segala cara sudah saya tempuh untuk mengobati,” kata dokter ini,”tapi jika Tuhan ingin memanggil saya saat ini, saya sudah siap.” Sungguh ajai