Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

TV, Iklan Pangan dan Obesitas

Menonton TV dapat menyebabkan anak Anda mengalami obesitas (kelebihan berat badan). Semakin sering anak nongkrong di depan TV, apalagi dengan ngemil , maka semakin sedikit anak melakukan aktifitas fisik yang bisa membakar kalori menjadi energi. Kelebihan kalori ini kemudian disimpan menjadi lemak, yang pada akhirnya menyebabkan kegemukan.  Jurnal Pediatrics menyebutkan bahwa setiap penambahan alokasi waktu menonton TV selama 1 jam akan meningkatkan kemungkinan obesitas sebesar 2 persen. Penelitian LP2K juga menunjukkan bahwa waktu menonton anak di Semarang, rata-rata 4 jam/hari.  Sedangkan penelitian Pratanthi Pudji Lestari (1996) di Bogor mendapati anak-anak yang obesitas menonton TV selama 4,65 jam/hari dan anak yang tidak obesitas 3,13 jam/hari. Padahal idealnya tidak lebih dari 2 jam/hari. Persoalan lain yang perlu diperhatikan adalah kandungan zat-zat gizi dalam makanan yang diiklankan di acara anak-anak. Pertama , makanan dalam iklan TV banyak mengandung garam.  Garam be

Apakah Reality Show Sungguh-sungguh Terjadi?

Reality Show adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan aktor atau aktris. Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritas, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil.  Acara jenis ini semakin marak dan sedang digemari di Indonesia. Hampir semua stasiun TV swasta berlomba-lomba membuat acara ini. Sebut saja: Toloooong, Bedah Rumah, Temehek-mehek , Take Me Out, Masihkah Kau Mencintaiku?, Uya memang Kuya, Realigi , dll. Benarkah acara ini dibuat tanpa skenario dan diperankan oleh pelaku yang bersangkutan? Seorang blogger menyingkapkan kebohongan salah satu reality show.  Dalam acara itu ditampilkan seorang perempuan yang sudah 3 bulan di

Ucapan Terimakasih

Kolose 3:18-4:6 “Ingatlah bahwa kalian akan menerima upah dari Tuhan. Apa yang disediakan Tuhan untuk umat-Nya, itulah yang akan diberikan kepadamu. Sebab majikan yang sebenarnya sedang dilayani oleh kalian adalah Kristus sendiri.” (Kolose 3:24 BIS) Kotak kue yang dibeli Debra Rogoff dari toko berisi kejutan. Di dalamnya terdapat amplop berisi uang 10.000 dollar. Wanita ini amat heran, bagaimana uang sebanyak itu bisa ada di dalam sebuah kotak kue yang dibelinya? ”Kami berpikir, ini pasti uang milik seseorang. Kami tidak merasa enak hati menggunakannya,” kata Rogoff. Keluarganya kemudian menghubungi polisi. Dari pemilik toko, polisi mendapatkan informasi milik seorang nenek yang pernah membeli barang di toko itu. Dia kembali toko itu dengan sangat histeris. Masalahnya, si nenek telah mengembalikan kotak makanan yang salah. Maksud hati, dia ingin mengembalikan kotak kue yang tidak disukainya dan menggantikannya dengan kue yang lain. Namun, si nenek mengembalikan kotak kue lai

Tidak Cukup

Pengkhotbah 5:7-6:12 “ Orang yang mata duitan, tidak pernah cukup uangnya; orang yang gila harta, tidak pernah puas dengan laba. Semuanya sia-sia.” (Pengkhotbah 5:10 BIS) Sudah biasa jika seorang konsumen meminta ganti rugi. Akan tetapi nasabah yang satu ini keterlaluan dalam meminta kompensasi atas ketidaknyamanan yang dialaminya. Dalton Chiscolm yang tidak puas dengan pelayanan Bank of America menuntut ganti rugi 1.784 miliar triliun dollar AS . Dia juga meminta dana tambahan sebesar 200.164.000 dollar AS. Percobaan mengeruk keuntungan oleh Chiscolm ini tidak berhasil terwujud. Uang kompensasi yang diminta Chiscolm memang tidak masuk akal, lebih besar daripada sekstiliun dollar AS atau angka 1 dengan 21 nol di belakangnya. Jumlah itu lebih besar daripada produk domestik bruto AS perkiraan Bank Dunia yang sebesar 60 triliun dollar AS. Kalau menuruti keinginan, kita pasti tidak akan pernah puas. Dahulu, kita menyangka sudah puas dengan HP yang hanya bisa untuk menelepon.

Kebohongan itu Menular

1 Petrus 3:8-12 "Orang yang mau menikmati hidup dan mau mengalami hari-hari yang baik, harus menjaga mulutnya supaya tidak membicarakan hal-hal yang jahat dan tidak mengucapkan hal-hal yang dusta.” (1 Petrus 3:10--BIS) Ketika mengantar ibunya, Ben dihentikan Polisi karena melanggar rambu. "Coba saya lihat surat-suratnya," ujar pak Polisi. Ben menunjukkan SIM dan STNK mobil. "Lho, alamatnya di asrama, siapa yang polisi?" tanya pak Polisi. "Oh yang polisi bapak saya, Pak," jawab Ben berbohong. Padahal, alamat pada SIM milik Ben hanyalah alamat pinjaman. Ayahnya sendiri adalah pengusaha. Pak Polisi lantas mengalihkan pertanyaannya kepada Ibunya. "Anda ibunya?" "Ooh bukan Pak, saya tetangganya," jawab sang ini berbohong. Setelah beberapa lama terdiam, polisi itu membiarkan Ben jalan. Masalah tidak selesai. Ben tiba-tiba mempertanyakan sikap ibunya yang tidak mau mengakuinya sebagai anak. Dengan terbata-bata Elis mene

Memberi Maaf

Matius 6:5-15 “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Matius 6:12 ) Saat mengikuti rapat di luar kota, datang SMS dari isteri saya. Dia mengabarkan bahwa kening Kirana, anak kami, benjol. Kejadiannya di playgroup . Dia terjatuh karena didorong oleh temannya. Tidak jelas kepalanya terbentur oleh apa, tapi yang jelasnya keningnya lebam dan berdarah. Sorenya, saya mengajak mengobrol Kirana. Dengan penuh semangat, menggunakan kata-kata yang sederhana dia menceritakan peristiwa itu. Ketika itu dia sedang main perosotan . Salah seorang temannya, yang memang sangat aktif, mendorong dia sampai jatuh. "Apakah temanmu sudah meminta maaf?" tanya saya. "Sudah," jawab Kirana. "Apakah Kirana mau memaafkan?" "Iya." *** Sebagaimana meminta maaf, maka memberi maaf pun harus dibiasakan sejak kecil. Ini adalah bagian dari kehidupan yang sangat penting. Yesus mengajarkan bahwa di d

Penampilan Fisik

1 Samuel 16:1-13 "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7) Seorang narapidana penjara New York, AS, mendapatkan cara jitu dan sederhana untuk keluar dari penjara dengan berpenampilan sangat meyakinkan. Saat persidangan dia mengenakan setelah jas rapi lengkap dengan dasinya. Dengan begitu, seorang petugas mengira narapidana itu seorang pengacara dan bertanya, "Sedang apa di sini Konselor?" Ronald Tuckman, si narapidana, menyadari kesalahan itu dan dengan ringan bertanya, "Ke mana jalan ke luar?" Dengan senang hati, penjaga menunjukkan jalan menuju lobi. Tentu kesempatan ini tidak disia-siakan Tuckman. Dia lalu pergi mengunjungi ibunya yang berusia 81 tahun untuk bertukar pakaian lalu menghilang. Jangan terkecoh oleh penampilan. Jangan terpesona oleh bungkus. Pada zaman modern, kemasan menjadi faktor yang sangat penting. Sebuah produk bagus susah dipasarkan

Non Proletisi

Matius 6:1-4 “ Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Matius 6:3) Saya yakin banyak orang yang belum memahami kata “nonproletisi." Menurut UU. no 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, salah satu prinsip dalam penanggulangan bencana adalah ‘nonproletisi.'  Nonproletisi adalah larangan untuk menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana. Penyebaran agama itu bukan sesuatu yang buruk. Hampir semua agama mengajarkan supaya pemeluknya menyebarkan ajarannya kepada orang lain. Jika seseorang menemukan sesuatu yang baik dari suatu ajaran, maka tak ada salahnya jika dia memberitahukannya kepada orang lain. Bukankah ini hal yang baik. Yang menjadi masalah adalah jika penyebaran agama itu dilakukan secara manipulatif. Dalam kondisi normal, perpindahan keyakinan sesungguhnya adalah hak setiap orang sepanjang hal itu dilak

Apa Itu?

Efesus 6:1-9 “ Hormatilah ayahmu dan ibumu—ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:” (Efesus 6:2) Dua orang, bapak dan anak, duduk di kursi taman depan rumah. Sang anak yang sudah jadi pria dewasa asyik membaca koran. Sang bapak yang beranjak sepuh memandang lepas ke depan. Tiba-tiba sang bapak bertanya, "Apa itu?" "Itu burung pipit," jawab sang anak singkat. "Apa itu?" tanya sang bapak lagi. "Itu burung pipit, pak" jawab anaknya mulai jengkel. Si bapak terdiam. "Apa itu?" Dengan wajah kesal, sang anak membuang korannya. "Itu burung pipit, pak," katanya dengan nada tinggi.  "Itu bu....rung...piiii....piiiit"," ulangnya seperti mengajari anak kecil. Sang Bapak lalu masuk ke dalam rumah dan keluar lagi sambil membawa buku tulis lusuh. Dia membuka halaman tertentu dan memberikannya pada anaknya. "Baca yang keras!" perintah bapaknya. "Suatu

Cepat Mendengar

Yakobus 1:19-27 “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (Yakobus 1:19) Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa proses "mendengar" itu lebih cepat daripada berkata-kata dan marah. Dalam ilmu Psikologi dijelaskan tentang proses mendengar sebagai berikut: Pertama-tama manusia mendapat rangsangan berupa suara melalui telinganya. Rangsangan itu kemudian disalurkan ke otak untuk selanjutnya diolah menjadi informasi yang bermakna. Sedangkan proses berkata-kata dimulai dari rangsangan melalui panca indra, kemudian disalurkan ke otak untuk diolah menjadi informasi. Informasi itu ditanggapi oleh otak dengan menyalurkan kepada otot-otot lidah dan mulut untuk bergerak mengucapkan kata-kata.  Proses kemarahan pun hampir sama dengan berkata-kata. Bedanya, tindakannya bukan hanya berkata-kata saja, tapi kadang juga menggerakkan anggota tubuh lain untuk menyakiti

Jeda

Markus 6:30-44 Banyak sekali orang yang datang dan pergi, sehingga untuk makan pun Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tidak sempat. Sebab itu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, di mana kita bisa sendirian dan kalian dapat beristirahat sebentar.” (Markus 6:31--BIS) Kalimatinisengajaditulistanpamenggunakanspasi. Bagaimana perasaan Anda membaca kalimat pertama ini?  Tentu ada perasaan tidak nyaman, sesak dan susah memahami maknanya. Itulah arti penting "spasi." Spasi adalah ruang kosong yang memisahkan satu kata dengan kata yang lain. Meskipun "kosong", bukan berarti tidak ada artinya sama sekali. Ruang kosong ini memberi kesempatan kepada kita untuk berhenti sejenak, beristirahat dan berolah batin. Dalam musik kita mengenal interlude , yang memberi ruang kosong untuk memulai lagu berikutnya. Ruang kosong ini memberi kesempatan kepada batin untuk meresapi dan merasakan keindahan lagu tersebut. Dalam sya

Menyembunyikan Perbuatan

Mazmur 69:1-37 Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.” (Mazmur 69:5) Paras cantik memang tak selamanya mencerminkan perilaku cantik. Gara-gara terungkap pernah melakukan penggelapan dengan kartu kredit, Miss World Singapore 2009 Ris Low (19 thn) terpaksa menyerahkan gelarnya. Perempuan tercantik Singapura ini memutuskan hal tersebut setelah media massa setempat memberitakan habis perbuatannya yang tak terpuji. Menurut media lokal, Ris Low pernah melakukan tindak "pencurian" dengan tujuh kartu kredit saat ia bekerja di sebuah klinik medis. Ia pernah membeli berbagai keperluan, termasuk pakaian dalam wanita, gelang, dan telepon seluler senilai sekitar 8.000 dollar Singapura atau senilai hampir Rp 51 juta secara tidak sah dengan kartu kredit. Akibatnya, dia pernah divonis dua tahun hukuman percobaan karena tindak penggelapan dengan kartu kredit. Rasa sesal selalu datang belakangan. Ris Low mungkin akan menyesali pe

Dua itu Lebih Baik

Pengkhotbah 4:7-16 “Dua orang yang bepergian bersama dapat menangkis serangan, tapi orang yang sendirian mudah dikalahkan. Tiga utas tali yang dijalin menjadi satu, sulit diputuskan.” (Pengkhotbah 4:12 BIS) Terjadi keanehan saat kami bersiap pulang ke Yogyakarta menggunakan pesawat ultra ringan. Ketika pak Agus, pilot, mengecek tangki bahan bakar di sayap sebelah kiri, volumenya sudah berkurang. Namun saat mengukur tangki pada sayap sebelah kanan, isinya tidak berkurang. Anehnya justru bertambah banyak! Padahal pesawat itu sudah menempuh perjalanan dari Yogyakarta ke Tasikmalaya. Ada apa ini? Semua instrumen sudah diperiksa dan semuanya berfungsi normal. Teknisi di landasan militer juga ikut memeriksa, tapi nihil. Pak Agus lalu menelepon temannya yang punya pesawat berjenis sama. Dia menceritakan persoalan yang dihadapinya. “Apakah kamu pernah mengalami hal ini?” tanya pak Agus. “Coba periksa pesawatmu,” saran temannya, ”Apakah pesawatmu diparkir dengan kondisi miring?” Pak Agus