Lingkaran Ulat Bulu


Bacaan            : Markus 6:30-44

Nats     : “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”
--Markus 6:34

Jean Henri Fabre adalah seorang ahli serangga dari Perancis. Saat berjalan-jalan di hutan, dia tertarik pada perilaku ulat-ulat bulu yang berjalan berurutan dalam sebuah barisan. Satu ekor ulat bulu berjalan mengikuti ulat bulu yang ada di depannya. Mereka mengikuti secara persis, tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan.

Maka Fabre menangkap beberapa ulat bulu dan membawanya pulang. Di laboratoriumnya, dia mengatur ulat bulu itu membentuk lingkaran mengelilingi pot bunga. Ternyata ulat-ulat bulu itu kemudian berjalan mengitari pot bunga tanpa berhenti, seperti komidi putar.  Meski ada makanan di tengah lingkaran, mereka tidak berusaha keluar dari lintasan itu. Setiap ulat hanya berjalan mengikuti jalur yang dilewati ulat di depannya (www.Sermons.com).

Ketika melihat orang banyak yang mengikutinya, hati Yesus tersentuh oleh belas kasihan.  Mereka adalah orang-orang jelata yang kehilangan pemimpin. Para pemuka masyarakat dan pemimpin agama mereka sibuk dengan kepentingan sendiri.

Mereka butuh pemimpin yang memberikan pengayoman dan pengharapan. Itu sebabnya, Yesus kemudian mengajarkan banyak hal kepada mereka untuk memberikan ketenangan dan ketenteraman kepada mereka.

Seorang pemimpin juga harus tahu kebutuhan jasmani pengikutnya. Mereka membutuhkan makanan. Tapi murid-murid Yesus justru usul untuk memulangkan mereka. Menurut perhitungan para murid, tidak mungkin membeli makanan untuk orang sebanyak itu di tempat yang terpencil itu. Yesus tidak sepakat. Pemimpin yang baik berani mengambil tindakan yang kelihatannya mustahil.

 Seorang pemimpin yang baik mampu berpikir ke masa depan, tapi bertindak pada masa kini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Non Proletisi

Nada yang Indah