KEKUATAN KATA-KATA
Alkitab
telah menegaskan bahwa kata-kata yang diucapkan oleh lidah kita memiliki
kekuatan yang dahsyat. Entah itu kekuatan yang menghancurkan, atau kekuatan yang
membangun. Penulis Amsal mengatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka
menggemakannya, akan memakan buahnya” (18:21 ). Hal yang serupa disampaikan oleh Yakobus, “Dengan lidah
kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang
diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.
Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi” (3:9-10).
Mengingat keampuhan
kekuatan kata-kata, alangkah baiknya jika kita memanfaatkan kata-kata untuk
tujuan yang baik. Misalnya kita berkata-kata untuk menghibur, menguatkan,
memuji, menegur, menasehati dll. Seperti
halnya ketrampilan lain, kita dapat memilikinya dengan membiasakan diri
melakukannya dan dengan pertolongan Tuhan. Ajang berlatih yang paling tepat
adalah di dalam keluarga.
Apa saja yang
dapat dilakukan oleh perkataan kita untuk tujuan baik? Pertama, kata-kata yang bijaksana
dapat menyembuhkan luka-luka yang diakibatkan
oleh omongan yang sembarangan. Omongan seperti ini laksana pedang yang
menggores luka dalam hati (Ams. 15:4).
Kedua, kata-kata yang yang baik menjadi sumber hidup
berkelimpahan. (Ams.10:11,20;15:4). Ketiga,
kata-kata yang ramah mampu meredakan amarah yang terjadi di dalam pertengkaran
keluarga. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang
pedas membangkitkan marah.” (Ams.15:1)
Keempat,
perkataan ramah dapat menyehatkan tubuh kita “Perkataan yang menyenangkan
adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.”
(Ams.16:24). Kelima, perkataan yang baik mampu membesarkan hati yang khawatir
(Ams.12:25)
Keenam,
perkataan yang baik menyimpan kekuatan untuk melakukan persuasi. Dengan kata-kata-kata, kita dapat meyakinkan,
membangkitkan motivasi dan menyalakan semangat hidup anggota keluarga kita.
“Orang bijaksana dikenal dari pikirannya yang tajam; cara bicaranya yang
menarik, membuat kata-katanya makin meyakinkan….Pikiran orang berbudi membuat
kata-katanya bijaksana, dan ajarannya semakin meyakinkan”(Ams.16: 21,23).
Namun
perkataan yang baik saja belumlah cukup. Masih ada dua komponen lagi yang
mempengaruhi dampak dari ucapan kita, yaitu nada suara dan isyarat non-verbal.
Yang dimaksud isyarat non verbal adalah gerak-gerik tubuh kita yang
mengekspresikan perasaan dan keinginan kita. Agar maksud kita dapat
tersampaikan dengan baik, maka ketiga komponen ini harus saling melengkapi.
Jika
ketiga komponen ini justru saling bertolak belakang, maka pesan yang disampaikan
malah dapat membingungkan lawan bicaranya. Contohnya begini: ucapan "Baik
sekali perbuatanmu", jelas mengandung kata-kata yang positif. Akan tetapi jika kalimat ini diucapkan dengan
nada suara yang sinis, maka maknanya berubah total. Contoh lain, seorang Ayah bertanya pada
anaknya yang pulang sekolah, "Bagaimana sekolahmu hari ini? Dapat nilai
berapa?" Kita dapat membayangkan Ayah ini sangat menaruh perhatian pada pendidikan
anaknya. Akan tetapi apa yang Anda
bayangkan jika pertanyaan itu dilontarkan sang Ayah sambil asyik membaca koran,
dia tak berpaling sedikit pun dari baris-baris berita itu? Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa komunikasi yang berhasil terdiri dari 7% isi
pesan(kata-kata), 38% nada suara dan 55% komunikasi non verbal.
Nah,
sekarang mari memeriksa diri kita, apakah selama ini kita sudah berkata-kata
dengan bijak, ramah dan manis didengar? [purnawan]
Komentar
Posting Komentar