Matius 6:1-4 “ Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Matius 6:3) Saya yakin banyak orang yang belum memahami kata “nonproletisi." Menurut UU. no 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, salah satu prinsip dalam penanggulangan bencana adalah ‘nonproletisi.' Nonproletisi adalah larangan untuk menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana. Penyebaran agama itu bukan sesuatu yang buruk. Hampir semua agama mengajarkan supaya pemeluknya menyebarkan ajarannya kepada orang lain. Jika seseorang menemukan sesuatu yang baik dari suatu ajaran, maka tak ada salahnya jika dia memberitahukannya kepada orang lain. Bukankah ini hal yang baik. Yang menjadi masalah adalah jika penyebaran agama itu dilakukan secara manipulatif. Dalam kondisi normal, perpindahan keyakinan sesungguhnya adalah hak setiap orang sepanjang hal itu dilak
Filipi 2:1-12 Nas: “ Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan .”--(Filipi 2:2) Sebuah, acara infotainment di televisi menayangkan seorang suami selebritis yang memberi kejutan kepada isterinya, yang juga selebritis. Dia menutup mata isterinya, kemudian mengajaknya ke sebuah rumah yang diam-diam dibelinya. Dalam program itu, isterinya tampak terharu. Menyaksikan acara itu, saya bertanya kepada isteri saya. "Menurutmu, kejutan seperti itu baik atau tidak?" tanya saya. "Baik saja," jawab isteri saya,"itu bisa menjadi satu cara untuk memelihara kemesraan dalam rumahtangga." Tapi saya tidak sepakat. Memberikan kejutan memang baik, tapi dalam hal-hal tertentu, hal itu tidak tepat dilakukan. Khususnya untuk memutuskan sesuatu yang besar. Menurut saya, membeli rumah adalah sebuah keputusan yang besar. Karena itu perlu dibicarakan antara suami dan isteri. Isteri saya men
Bacaan : Markus 6:30-44 Nats : “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” --Markus 6:34 Jean Henri Fabre adalah seorang ahli serangga dari Perancis. Saat berjalan-jalan di hutan, dia tertarik pada perilaku ulat-ulat bulu yang berjalan berurutan dalam sebuah barisan. Satu ekor ulat bulu berjalan mengikuti ulat bulu yang ada di depannya. Mereka mengikuti secara persis, tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Maka Fabre menangkap beberapa ulat bulu dan membawanya pulang. Di laboratoriumnya, dia mengatur ulat bulu itu membentuk lingkaran mengelilingi pot bunga. Ternyata ulat-ulat bulu itu kemudian berjalan mengitari pot bunga tanpa berhenti, seperti komidi putar. Meski ada makanan di tengah lingkaran, mereka tidak berusaha keluar dari lintasan itu. Setiap ulat hanya berjalan
Komentar
Posting Komentar