Rahasia Hidup Bahagia

Ada seorang pria sedang berbicara dengan Tuhan  Tuhan berkata: “Kau boleh mengajukan tiga permohonan. Aku akan mengabulkannya.”


“Tuhan, tapi aku ingin Tuhan mengambil istriku. Aku sudah tidak tahan hidup bersamanya,”kata pria itu.


 “Terjadilan seperti yang kau minta.”


Maka matilah isterinya. Pada saat upacara penguburan, tiba pria ini berubah pikiran. “Tuhan, dulu istriku ini adalah wanita yang baik.  Selama dia hidup, aku tidak pernah menghargainya,”kata pria itu. “Tuhan tolong hidupkan dia lagi.”


Tuhan menjawab, “Permohonanmu yang kedua sudah terkabul.”


Tersisa satu permohonan lagi. Dia menjadi bingung, lalu minta pertimbangan teman-temannya.


“Minta uang saja”;”Minta kesehatan saja”;”Minta keabadiaan saja.” Berbagai saran ini malah semakin membuatnya bingung.


“Apa permohonan ketigamu?” tanya Tuhan.


Pria ini tertawa kecut, “Tuhan saya ini bingung. Saya tidak tahu apa yang harus kuminta! Dapatkah Engkau katakan apa yang harus kuminta?”


Tuhan tertawa keras, lalu berkata,“Baik Aku akan memberitahukan apa yang harus kau minta. Mintalah untuk menjadi bahagia tanpa peduli seperti apa pun keadaanmu. Itulah permintaan terbaik.”


Setiap orang pasti ingin hidup berbahagia. Tapi seperti apakah hidup yang disebut berbahagia itu?


Dalam permulaan kitab Mazmur diebutkan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang “kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”


Ciri-cirinya yang seperti ini mirip dengan pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya. Orang itu berhasil dalam segala usahanya.


Pertama, tidak egois. Buah yang dihasilkan oleh sebatang pohon, selalu diberikan pada pihak lain.  Pohon tidak pernah memakai buahnya untuk kepentingan diri sendiri.  Orang yang berbahagia tidak egois. Banyak orang yang merasa berbahagia pada saat dia mau berbagi berkat dengan orang lain.


 


Kedua, Bersyukur dan menghitung berkat. Orang yang bersyukur pasti berbahagia. Sungguh tidak mungkin Anda merasa bersyukur, tetapi tidak berbahagia. Meski dalam keadaan tertekan, pemazmur masih bisa bersyukur. “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mzm. 42:11)


Ada latihan sederhana yang dapat dipraktikkan dalam bersyukur. Pejamkan mata dan pikirkan kejadian hari kemarin, satu demi satu; dari pagi sampai sore. Untuk setiap kejadiannya katakan “Terimakasih. Aku sungguh beruntung dapat mengalaminya.”


Mungkin Anda teringat sesuatu yang tidak menyenangkan. Berhentilah sejenak dan katakan pada diri sendiri, “Hal yang alami ini terjadi semata-mata demi kebaikanku.”


Ketiga, Melakukan latihan iman. Perhatikan ayat 3: “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:3)


Orang yang sudah merenungkan firman Tuhan dan melakukannya tidak langsung berbuah.  Dia harus menunggu waktunya untuk berbuah.  Meski begitu dia menantikan dengan sabar. Dia menyadari bahwa ada proses yang harus dilalui hingga tiba waktunya berbuah. Dia harus berakar, bertumbuh dan kadangkala harus dipangkas.  Namun dia melaluinya dengan ketekunan.(baca: Yak.1:2-4)


Berikut latihan iman sederhana. Pikirkan tentang masa depan Anda dan katakanlah dalam hati,”Semuanya akan menjadi baik. Semuanya akan menjadi baik.” Selesai Anda melakukan latihan ini, Anda akan merasa tenang dan bahagia.  Hal ini dapat terjadi karena iman telah menghibur Anda bahwa segala sesuatu berada di tangan Tuhan dan bahwa segala sesuatu akan memberi arti yang sangat besar terhadap kebahagiaan kita [Purnawan]



Rahasia Hidup Bahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nada yang Indah

Lingkaran Ulat Bulu

Non Proletisi