Warisan Rohani Yesus

Filipi 2:5-11 adalah perikop terindah yang pernah ditulis Paulus tentang Yesus. Paulus berbicara tentang Yesus yang merendahkan dirinya dan taat sampai mati. Ciri khas kehidupan Yesus adalah kerendahan hati, taat, dan penyangkalan diri. Yesus tidak ingin menguasai manusia, tetapi ingin melayani mereka. Dia tidak melakukan kehendak-Nya sendiri, tetapi kehendak Bapa.


Namun penyangkalan ini memberi kemuliaan yang lebih agung bagi Yesus. Yesus memenangkan hati manusia bukan dengan menaklukkan mereka menggunakan kuasa, melainkan dengan menunjukkan kasih. Dalam tatapan Yesus yang telah meninggalkan kemuliaan-Nya demi manusia dan mengasihi mereka sampai mati, hati manusia menjadi luluh. Ketika orang menyembah Yesus, mereka jatuh pada kaki-Nya dalam kasih yang ajaib. Mereka tidak berkata, “saya terpaksa menyembah karena takut”,tetapi berkata, “kasih yang begitu mengherankan tidak dapat aku tolak.” Ibadah diadakan bukan berdasarkan rasa takut, melainkan karena kasih.


Lebih lanjut Paulus berkata bahwa sebagai konsekuensi dari kasih yang penuh pengurbanan, Allah memberikan Yesus nama di atas segala nama. Dalam konsep Alkitab, pemberian nama baru adalah sebagai penanda seseorang memasuki tahapan hidup yang baru. Contohnya Abram menjadi Abraham dan Yakub menjadi Israel.


Lalu nama baru apa yang diberikan kepada Yesus Kristus? Kita tidak dapat memastikan apa sesungguhnya yang ada di dalam pikiran Paulus, tetapi yang sangat memungkinkan gelar nama baru itu adalah “Kurios” atau Tuhan.


Gelar “Kurios” ini dipakai dalam kitab perjanjian baru sebagai padanan Yehova dalam perjanjian lama. Maka ketika Yesus disebut kurios, maka itu berarti Dia adalah Tuhan dan Pemilik segala kehidupan. Dia adalah Raja di atas segala raja.


Ini adalah situasi yang sangat kontras. Yesus yang semula merendahkan diri sebagai hamba, kini menjadi Penguasa atas semuanya. Kini Dia bertahta di sorga, namun meninggalkan warisan bagi kita yaitu kerendahan hati, taat, dan penyangkalan diri.


Berulangkali Injil meyakinkan bahwa hanya orang yang merendahkan diri yang akan ditinggikan (Mat. 23:12; Luk 14:11; 18:14). Apabila kerendahan hati, ketaatan, dan penyangkalan diri merupakan ciri khas yang paling agung dari Yesus, maka itu juga harus merupakan cap bagi hidup orang Kristen. Pementingan diri, pengutamaan diri, dan pameran diri merusak keserupaan kita dengan Kristus dan persekutuan dengan sesama [Purnawan].


 



Warisan Rohani Yesus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nada yang Indah

Lingkaran Ulat Bulu

Non Proletisi