Ketaatan Orang Majus dan Gembala

Membaca kisah kelahiran Yesus di dalam Matius 2:1-12 dan Lukas 2:8-20, kita mendapati dua kelas sosial yang amat kontras. Mereka mengatasi segala rintangan untuk mdapat enyembah bayi Yesus. Kedua kelas sosial ini memiliki jurang perbedaan yang dalam.


Pertama, mereka adalah orang Majus dari Timur. Alkitab tidak banyak memberikan keterangan tentang orang Majus ini.


Kata “Majus” berasal dari kata magoi yang berarti tenung atau sihir. Kata ini dapat kita temui di dalam Kisah 8:9; 13:6, 8 dan kitab Daniel also the Septuagint of Daniel 1:20; 2:2, 2:10, 2:27; 4:4; 5:7, 5:11, 5:15.  Kata-kata dari “Timur ke Yerusalem” menunjukkan asal mereka. Kemungkinan besar mereka adalah imam-imam dan para ahli astrologi Babilonia. Untuk dapat menyembah Yesus, mereka harus menghadapi berbagai hambatan:


Hambatan Alam


Mereka harus menempuh 1000-2000 km dari kediaman mereka, menempuh padang pasir, menuju ke Yerusalem. Jarak sejauh itu harus ditempuh selama 3-12 bulan perjalanan menggunakan onta. Itu belum dihitung waktu yang digunakan sebagai persiapan. Satu-satunya petunjuk mereka adalah bintang terang. Mereka sama sekali tidak mengetahui tujuan akhir, sehingga mereka tidak dapat menghitung berapa banyak bekal yang harus disiapkan.


Hambatan Budaya dan Bahasa


Orang Majus berasal dari bangsa Babilonia. Mereka memiliki budaya dan bahasa yang berbeda dengan keluarga kudus dan orang-orang yang ada di Betlehem.  Pengharapan terhadap datangnya Mesias adalah budaya dan kepercayaan orang Yahudi. Meski begitu, mereka tidak menjadikan perbedaan kebudayaan dan bahasa ini sebagai kendala.


Hambatan Diplomatik


Di dalam pencarian terhadap bayi Yesus, para orang Majus ini mampir di istana Herodes. Selain untuk mencari informasi tentang Raja yang baru saja lahir, tindakan ini juga dalam rangka urusan diplomatik. Karena memasuki wilayah bangsa lain, maka orang-orang Majus ini meminta izin kepada penguasa setempat. Hal ini sungguh tidak mudah bagi mereka karena urusan mereka adalah mencari Raja yang baru saja lahir. Ini artinya, bayi yang baru saja lahir ini merupakan musuh potensial yang dapat mendongkel dinasti Herodes dari tahtanya.


Hambatan Sosial


Orang Majus adalah kaum terpelajar dan memiliki kedudukan yang terhormat. Namun mereka harus memasuki kandang dan menyembah kanak-kanak Yesus.  Mereka harus menyingkirkan gengsi dan menekan ego mereka.


***


Kelompok yang kedua adalah kaum gembala. Menggembala adalah jenis pekerjaan yang amat mulia di kalangan kaum Yahudi; pekerjaan penggembalaan dilakukan baik oleh pria maupun wanita, anak-anak laki-laki ataupun perempuan, kaya dan miskin (Kej 30:29; Kel 2:19). Pekerjaan gembala adalah pekerjaan yang paling berat dan berbahaya (Kej 31:40; 1Sam 17:34; Yes 31:4; Luk 15:16) Mereka diperlengkapi dengan mantel yang dibuat dari kulit domba, kantong kecil dan kulit atau semacam dompet, ali-ali dan kait. Kawanan domba dibawanya ke padang rumput di pagi hari, dan pada malam harinya dikendalikan kekandangnya.


Pada malam hari, datangkah malaikat yang mengabarkan tentang kelahiran Juruselamat. Mereka segera pergi ke Betlehem. Namun untuk menuju ke sana, mereka harus menemui hambatan:


Hambatan Pekerjaan


Saat itu mereka sedang menggembala ternak di padang. Mereka harus mengambil keputusan berkaitan dengan pekerjaan mereka. Apakah meninggalkan ternak mereka begitu saja atau mengggiring kawanan ternak itu ke Betlehem. Apa pun pilihan yang diambil, mereka tidak menjadikan pekerjaan sebagai sebuah hambatan.


Hambatan Alam


Saat panggilan datang, mereka sedang berada di padang rumput pada malam hari. Untuk segera pergi ke Betlehem tentu bukan perkara mudah. Saat itu belum ada penerangan listrik atau senter. Meskipun mungkin ada sinar bulan dan membawa obor, namun kepekatan malam merupakan hambatan yang harus mereka hadapi.


Hambatan Kelas Sosial


Meskipun pengembalaan adalah pekerjaan yang mulia, namun dalam struktur sosial masyarakat Yahudi, kaum penggembala tergolong dalam kelas rendahan. Mereka sering dianggap sebagai kelompok yang tidak berpendidikan dan tidak taat pada aturan agama.


Para gembala ini akan menemui keluarga Yusuf di Betlehem. Dilihat dari silsilahnya, Yusuf adalah keturunan raja Daud, yang memiliki kedudukan yang terhormat di mata bangsa Yahudi. Para gembala, yang berasal dari kelas rendah, harus menemui hambatan kelas sosial.


***


Dari bacaan kitab suci, kita mengetahui bahwa mereka taat pada panggilan Allah meskipun ada banyak hambatan yang menghadang. Sebagai hadiahnya, maka kiprah mereka tercatat dengan tinta emas dalam kitab suci. Kisah mereka dibaca oleh manusia dari segala abad dan segala bangsa.


Bagaimana dengan Anda? Apakah ada hambatan yang menghalangi Anda untuk taat pada panggilan Allah.



Ketaatan Orang Majus dan Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Non Proletisi

Nada yang Indah

Lingkaran Ulat Bulu