Solidaritas Nehemia

Nehemia itu punya pekerjaan impian pada zaman itu. Dia hidup mewah di istana karena menjadi juru minuman sang raja. Tidak sembarang orang dapat menduduki jabatan ini. Hanyah orang yang sangat dipercaya raja yang dapat mendapatkannya. Pada zaman dulu, para musuh sering berusaha meracuni sang raja. Ibarat kata, Nehemia memegang nyawa sang raja.


Saat sedang menikmati kehidupan yang enak itu, Nehemia mendengar kabar menyedihkan di Yerusalem: Tembok-temboknya dihancurkan, pintu gerbangnya terbakar, seisi kota menjadi puing-puing. Nehemia tercenung. Tubuhnya serasa lemah sehingga tubuhnya terduduk. Dia menangisi situasi ini selema berhari-hari dan meratap kepada Allah.


Akan tetapi Nehemia tidak berlarut-larut dalam perkabungan. Dia kemudian bangkit dan mengambil tindakan. Pertama, dia meminta izin kepada raja agar diizinkan pergi ke Yerusalem untuk membangun kembali kota suci itu. Kedua, dia meminta bantuan biaya.


Barangkali Anda sekarang ada dalam kehidupan yang enak. Bagaimana perasaan Anda saat mendengar gereja-gereja yang ditutup oleh kelompok massa intoleran? Apakah Anda seperti Nehemia yang turut bersimpati kepada saudara-saudara seiman? Apakah Anda juga melakukan aksi nyata untuk membantu mereka? Jemaat GKI Bapos Yasmin bertahun-tahun ibadah di trotoar karena gereja mereka disegel walikota Bogor. Jika ada kesempatan, saya ikut ibadah mereka. Ternyata kehadiran saudara seiman dapat menghangatkan kembali semangat mereka. Pedulilah seperti Nehemia [Purnawan]


SMS from God: Bersyukurlah jika hidup Anda nyaman. Pedulilah jika melihat penderitaan orang lain.



Solidaritas Nehemia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Non Proletisi

Nada yang Indah

Lingkaran Ulat Bulu