Demi Kemanusiaan


Perikop: Matius 12:9-15a
Nats:  “Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.” (Matius 12:12)

Di sebuah lembaga pelayanan, salah satu stafnya meminta pinjaman kepada kantornya. Gajinya telah habis dipakai untuk memperbaiki rumah kontrakan supaya layak ditempati.

Kepala tata usaha menyampaikan hal ini pada pimpinannya. “Stafmu itu belum genap setahun bekerja di sini,”jawab pimpinan tegas. “Menurut peraturan, dia belum punya hak meminjam dari kantor.”

Kepala tata usaha menanggapi, “Saya sudah lebih dari setahun bekerja di sini. Berarti saya berhak meminjam uang sejumlah itu dari kantor, tapi saya akan meminjamkan lagi kepada staf saya. Menurut peraturan, itu boleh ‘kan?”

“Boleh,” jawab pimpinan singkat.

Dalam bacaan Alkitab kita, diceritakan Yesus diperhadapkan pada dua pilihan: menaati hukum Taurat tentang hari Sabat atau menyembuhkan orang sakit. Menurut Taurat, orang Yahudi dilarang melakukan pekerjaan. Termasuk juga menyembuhkan orang sakit.

Dalam Zakharia 7:9, kita melihat bahwa antara hukum dan kasih itu bagaikan dua sisi dalam satu mata uang.  Namun ketika harus membuat prioritas, Yesus menempatkan kasih di atas hukum. Meski melanggar Taurat, Yesus tetap menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya. Bagi Yesus, manusia itu lebih berharga dari apa pun yang ada dunia ini.

Hukum atau peraturan dibuat untuk menciptakan ketertiban dan keadilan. Sedapat mungkin kita harus menaati hukum dan peraturan. Namun ketika diperhadapkan pada pilihan: taat pada hukum atau melanggar hukum demi kemanusiaan, maka dengarkan hati nurani Anda. 
Manusia itu lebih berharga dari apa pun. Jika sudah menyangkut kemanusiaan, maka hal tersebut harus diutamakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Non Proletisi

Nada yang Indah

Lingkaran Ulat Bulu