Menikmati Hidup

Bacaan            : Pengkhotbah 6:1-12
Nats     : “Biarpun ia hidup dua kali seribu tahun, kalau ia tidak menikmati kesenangan: bukankah segala sesuatu menuju satu tempat?”
--Pengkhotbah 6:6


Seorang laki-laki Inggris, John Brandrick (62) menuntut dokter yang menyatakan dirinya akan meninggal dalam satu tahu karena mengidap kanker pankreas.  Namun setelah dua tahun, Brandrick ternyata tidak juga meninggal. Padahal setelah dokter menjatuhkan “vonis mati”, Brandrick memutuskan untuk menikmati hidup sambil menanti kematiannya.

Dia memilih berhenti kerja, menjual atau mendermakan hampir semua harta bendanya. Ia berhenti membayar biaya rumah dan menghabiskan uangnya untuk makan malam dan berlibur.

Ketika kematiannya tak kunjung tiba, dia baru menyadari telah jatuh miskin. “Saya sangat senang mendapat kesempatan kedua untuk hidup…tapi bagaimana jika Anda tidak punya uang setelah semua ini?” katanya kepada televisi Sky yang dikutip Reuters. Apa pun yang terjadi, mestinya John Brandrick tidak perlu menyesali keputusan yang sudah diambilnya: berderma dan menikmati hidup.

Saat ini, terutama di kota-kota besar, ada banyak pekerja yang bekerja ekstra keras. Mereka berangkat kerja sejak pagi masih gelap dan baru pulang setelah hari sudah gelap. Meskipun begitu, mereka tidak sempat menikmati hasil dari kerjanya. Seluruh tenaga, pikiran dan waktunya tersita untuk pekerjaan.

Mereka juga enggan berderma. Bagi mereka, uang dan harta yang dikumpulkan dengan bekerja keras tidak untuk dibagi-bagikan kepada orang lain.  “Enak saja, saya yang membanting tulang, tapi orang lain yang menikmatinya,” batin mereka. Pengkhotbah merasa kasihan pada orang-orang seperti ini. Hidup mereka adalah kesia-siaan.

 Bekerja keras itu perbuatan mulia, tapi jangan sampai diperbudak oleh pekerjaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Non Proletisi

Nada yang Indah

Lingkaran Ulat Bulu