Taat Hukum
Roma 13:1-7
Nas: “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika
engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah
menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah
atas mereka yang berbuat jahat.” (Roma 13:4)
Pak
Joko, jika naik sepeda motor, enggan helm standard.
Dia lebih senang memakai helm cidhuk (yang
hanya ditempelkan di atas kepala, seperti topi). Suatu malam, dia bertamu ke
rumah temannya. Ketika hendak pamitan pulang, tuan rumah menyodorkan helm standard miliknya. "Kamu tidak
boleh mati terlalu cepat karena kecelakaan. Nih,
pakai ini,"kata temannya dengan bercanda.
Sore
berikutnya, dia melayani di sebuah pos jemaat yang jaraknya sekitar 5 km. Lain
dari biasanyam pak Joko memutuskan untuk memakai helm standard itu. Usai melewati palang kereta api, pak Joko ingin menyalib
truk. Ketika sejajar dengan truk itu, tiba-tiba sepeda motornya terpelanting.
Dia terlempar dari kendaraan, tubuhnya menghantam aspal kemudian tercebur ke
dalam selokan. Sementara itu, sepeda motornya juga berguling-guling selama
beberapa kali dan masuk selokan juga.
Pertolongan
Tuhan sungguh nyata. Sepeda motor itu tidak menimpa tubuh pak Joko. Berkat helm
standar yang dikenakannya, kepala pak Joko terlindung benturan dengan aspal.
Setelah diperiksa, pelipis kiri helm itu mengalami keretakan. Pak Joko sendiri
tidak mengalami luka-luka yang berarti. "Seandainya saya tidak memakai
helm standar, saya tidak tahu apakah saya masih bisa berdiri di sini atau
tidak" desis pak Joko dengan suara bergetar.
"Aturan
dibuat untuk dilanggar." Pepatah ini tidak sepenuhnya tepat. Peraturan dan hukum dibuat untuk ketertiban
dan kebaikan kita. Alangkah indahnya jika orang Kristen menjadi teladan di
dalam ketaatan terhadap hukum.
"Setiap kali telah berbuat salah, maka hati menjadi gundah,
perbuatan serba salah dan raut wajah tak indah."
Baca renungan lainnya di http://family-devotion.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar