Jalan Mundur
“Orang
yang menyimpang dari jalan akal budi akan berhenti di tempat arwah-arwah
berkumpul.” (Amsal 21:16)
Seorang
laki-laki Australia
ditangkap polisi karena mengemudi mobil secara ugal-ugalan. Yang dia lakukan
sebenarnya sederhana, yakni mengemudi mundur. Persoalannya menjadi serius
karena ia menyetir mundur di jalan raya sampai sejauh 500 km!
Ketika
polisi menyetopnya, pria 23 tahun ini mengaku perseneling maju mobilnya rusak
sehingga dia hanya bisa mengemudi mundur. Ia mengakui mencapai kecepatan hingga
50 km/jam, tapi juga harus sering mengerem karena arah mobilnya kerap
melenceng.
Pria
ini memang punya banyak akal. Kalau
tidak bisa berjalan maju, maka jalan mundur pun bolehlah. Yang penting bisa
menghantar sampai tujuan. Kira-kira demikian pikirnya. Meski begitu, dia tidak
memikirkan akibat dari perbuatannya itu. Cara mengemudinya yang terbalik itu dapat
membahayakan pengendara mobil lainnya.
Raja
Salomo menegaskan, orang yang tidak memakai akal budi akan mendapat celaka.
Allah mengaruniakan akal atau pikiran kepada manusia untuk tujuan yang
baik. Sayangnya, banyak manusia yang
memanfaatkan akal untuk mengakali orang lain. Supaya makanan awet, maka
produsen menambahkan zat pengawet mayat, formalin. Untuk mengemat biaya, maka pengusaha angkutan
mengabaikan faktor keselamatan. Tidak mau susah-susah membuka lahan, maka orang
memilih membakar hutan.
Sebelum melakukan sesuatu,
pikirkan lebih dulu akibat dari tindakan kita itu: Apakah perbuatan itu
merugikan orang lain? Merusak lingkungan? Memuliakan Allah? [purnawan]
SMS
from God:
Tukang kayu selalu mengukur dua kali, sebelum memotong. Pikirkan masak-masak,
sebelum bertindak.
Baca renungan lainnya di http://family-devotion.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar