Jangan Pandang Remeh
1 Petrus 5:1-11
“Sadarlah
dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
Seorang perwira militer Kongo dipecat gara-gara minum-minum dengan musuh beberapa saat sebelum milisi datang menyerbu. Gara-gara keteledorannya delapan orang tewas. Mereka yang tewas terdiri dari enam tentara Kongo, seorang anggota milisi Mai Mai yang menyerbu, serta seorang warga sipil. Pasukan Pemerintah Kongo dibantu pasukan penjaga perdamaian memang tengah berperang melawan para pembangkang Rwanda dari suku Hutu.
Perwira militer ini telah menyepelekan tanggungjawab yang diterimanya. Dia menganggap bahwa sesekali minum-minum dengan musuh itu tidak apa-apa. Padahal sebagai perwira militer yang sedang berperang, dia mestinya selalu waspada. Dia tidak boleh lengah sedikit pun.
Sebagai prajurit-prajurit Kristus, kita juga dalam status perang. Musuh
kita bukanlah sesama manusia, melainkan Iblis dan pasukannya. Rasul Petrus
mengibaratkan Iblis seperti singa yang mengitari kita. Dia berjalan mengendap-ngendap
sambil mencari kelengahan kita. Pada waktu tertentu, mungkin dia kelihatan
tenang dan menggemaskan sehingga kita tergoda untuk mengelusnya. Tapi
waspadalah. Jangan memandang remeh Iblis. Dia punya 1001 cara yang licik untuk
memperdayai kita. Dia adalah "bapa segala
dusta.” (Yoh. 8:44). Itu sebabnya, menurut Paulus, kita harus mengenakan
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kita dapat bertahan melawan tipu
muslihat Iblis (Ef. 6:11).
Kita
berperang melawan musuh yang penuh kelicikan. Namun jangan takut. Musuh itu
telah terluka karena sudah dikalahkan oleh Panglima kita. Pemenang perang ini
juga sudah ketahuan, yaitu pihak Yesus. Namun jika tidak waspada, kita mungkin
jadi salah satu korban yang diterkam oleh musuh [Purnawan].
SMS
from God: Jangan pernah menganggap sepele godaan kecil.
Sebuah kesalahan kecil dapat menimbulkan masalah besar.
Baca renungan lainnya di http://family-devotion.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar