Posisi Pelayan
Pembantu
rumah tangga pangeran Charles biasa menyiapkan telur rebus tujuh butir baginya.
Hal itu dilakukan supaya pewaris tahta kerajaan Inggris ini bisa memilih telur
rebus yang pas dengan keinginannya.
Seperti
diberitakan oleh radio BBC, pangeran Charles gemar menyantap telur rebus sehabis
berburu. Tapi konon ia orang yang cerewet soal lamanya telur itu direbus. Kalau
Pangeran merasa telur nomor lima
terlalu lembek, ia bisa mencoba membuka telur nomor enam atau tujuh.
Jika
Anda menjadi pelayan pangeran Charles, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda berani
mengomel-omel pada sang pangeran? Tentu saja tidak. Pelayan tidak berhak memarahi majikannya,
meskipun perilaku majikannya sudah sangat menyebalkan.
Hal
seperti ini sering terjadi dalam pelayanan Kristen. Meski kita sudah bekerja secara optimal,
tetapi selalu saja ada orang yang mengkritik kekurangan pelayanan kita.
Contohnya, ada suatu persekutuan yang diakhiri dengan acara makan malam. Lalu ada jemaat yang nyeletuk, “Uang gereja bisa habis untuk makan-makan.” Namun ketika
acara makan malam dihapuskan, masih ada saja orang yang berkomentar, “Pengurusnya
terlalu pelit.”
Keluarga
Blessing, mendapat sambutan negatif
seperti ini bisa membuat kita berang atau patah semangat. Kita yang merasa sudah
mengorbankan banyak hal, alih-alih mendapat pujian, malah mendapat kecaman.
Namun baiklah kita menghayati kembali kata “pelayanan”. Saat kita berketetapan
masuk dunia pelayanan, kita harus sadar bahwa kita memposisikan diri sebagai
“pelayan.”
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang ….telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:5-7)
SMS
from God: Memutuskan untuk melayani berarti
siap dikritik jika salah, dan tidak dipuji meski berbuat benar.
Baca renungan lainnya di http://family-devotion.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar