Cepat Mendengar
Yakobus 1:19-27
“Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat
untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah”
(Yakobus 1:19)
Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa proses "mendengar" itu lebih
cepat daripada berkata-kata dan marah. Dalam ilmu Psikologi dijelaskan tentang
proses mendengar sebagai berikut: Pertama-tama manusia mendapat rangsangan
berupa suara melalui telinganya. Rangsangan itu kemudian disalurkan ke otak
untuk selanjutnya diolah menjadi informasi yang bermakna.
Sedangkan proses
berkata-kata dimulai dari rangsangan melalui panca indra, kemudian disalurkan
ke otak untuk diolah menjadi informasi. Informasi itu ditanggapi oleh otak
dengan menyalurkan kepada otot-otot lidah dan mulut untuk bergerak mengucapkan
kata-kata. Proses kemarahan pun hampir
sama dengan berkata-kata. Bedanya, tindakannya bukan hanya berkata-kata saja,
tapi kadang juga menggerakkan anggota tubuh lain untuk menyakiti orang lain.
Rasul Yakobus menasihati supaya kita cepat mendengar. Artinya, kita
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tetapi tidak gegabah mengambil
kesimpulan dan bertindak dengan sembrono. Berikan keleluasaan kepada kedua
telinga kita untuk menyerap informasi, dan kendalikan mulut kita dengan baik.
Ketika kita
melepaskan anak panah dari busur, kita masih mungkin mengambil anak panah itu
kembali. Tapi goresan ujung panah itu tetap membekas. Demikian pula lontaran
kata-kata yang menghujam batin orang lain. Kita mungkin dapat menariknya
kembali tapi luka-luka batin itu akan tetap membekas [Wawan]
SMS from God: Kita diberi telinga dan satu mulut dengan maksud supaya
kita lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Baca renungan lainnya di http://family-devotion.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar